The Seven Research Gaps: Kunci Membuka Pintu Inovasi dalam Penelitian

The Seven Research Gaps: Kunci Membuka Pintu Inovasi dalam Penelitian

Dalam dunia akademik dan research (penelitian), menemukan Research Gap (celah penelitian) merupakan suatu tahapan untuk menunjukkan keaslian dan kontribusi sebuah studi. Celah tersebut merujuk pada masalah atau pertanyaan yang belum terjawab, belum terselesaikan, atau masih kurang terwakili dari penelitian-penelitian terdahulu pada topik tertentu.

Lalu, bagaimana cara mengidentifikasi dan mengklasifikasikan celah penelitian ini secara sistematis? Untuk membantu peneliti dalam hal tersebut, D. Anthony Miles pada tahun 2017 memperkenalkan sebuah taksonomi yang dikenal sebagai “The Seven Research Gaps (Tujuh Kesenjangan Penelitian)”. Tujuh kategori ini penting untuk dipahami dan berfungsi sebagai checklist bagi peneliti dalam membedah studi pustaka dan perumusan fokus masalah penelitian.

Nah, bahasan ini dikupas dalam Winning #2 oleh Kak Faizah Nurwita, M. Pd. (MITI-KM) dan Winning #4 oleh Bapak Dr. Agus Mulyanto, S. Si., M. Kom., ASEAN Eng. (Pembina FKIST). Ada apa saja, ya? Yuk, simak artikel ini sampai habis!

  1. Evidence Gap (Kesenjangan Bukti)

Evidence Gap dapat diidentifikasi dalam dua bentuk. Pertama, bukti yang kontradiktif, yaitu ketika beberapa penelitian pada topik sama menunjukkan interpretasi yang saling bertentangan. Contohnya, beberapa studi menemukan efek positif X pada Y, sementara studi lain menunjukkan efek negatif atau tidak ada efek sama sekali. Penelitian selanjutnya perlu menyelidiki penyebab kontradiksi ini. Kedua, gap juga terjadi ketika informasi atau bukti ilmiah yang relevan sangat kurang atau belum tersedia untuk menjawab pertanyaan penelitian, menunjukkan kekosongan data yang membuat pertanyaan tertentu belum bisa dijawab sepenuhnya.

  1. Knowledge Gap (Kesenjangan Pengetahuan)

Kesenjangan pengetahuan terjadi ketika suatu topik, bidang, atau pertanyaan belum pernah diselidiki atau belum diselidiki secara memadai. Kekosongan ini dapat berupa: 1) pertanyaan penelitian yang belum terjawab; 2) aspek yang belum dieksplorasi, seperti populasi, lokasi, atau kondisi baru; dan 3) metode yang belum digunakan. Contohnya, meskipun banyak studi tentang dampak media sosial pada kesehatan mental orang dewasa, belum ada penelitian yang fokus pada remaja di daerah pedesaan tertentu.

  1. Practical-Knowledge Conflict Gap (Action-Konwledge Conflict Gap)

Terjadi ketika ada ketidaksesuaian antara pengetahuan akademik (teori) dan praktik profesional di lapangan. Kesenjangan ini muncul jika praktik bertentangan dengan teori atau praktik baru belum dijelaskan oleh teori. Contohnya, meskipun penelitian menunjukkan metode mengajar X paling efektif, guru di lapangan masih menggunakan metode Y. Penelitian diperlukan untuk memahami penyebab konflik ini dan menjembatani perbedaan antara teori dan praktik.

  1. Methodology Gap(Kesenjangan Metodologi)

Kekurangan pada metode penelitian terdahulu sering berupa keterbatasan dalam pengumpulan data dan analisis. Contohnya, studi yang hanya menggunakan tes tertulis untuk mengukur dampak pelatihan online terhadap keterampilan kepemimpinan. Penelitian baru perlu menggunakan metode lebih valid seperti observasi perilaku dalam simulasi studi kasus untuk menangkap aspek praktis ylebih baik. Pendekatan ini mengatasi kelemahan metodologi sebelumnya dan meningkatkan kualitas hasil penelitian.

  1. Empirical Gap (Evaluation Void Gap)

Kesenjangan ini mengacu pada klaim atau kesimpulan dalam penelitian sebelumnya yang belum diuji atau diverifikasi secara empiris. Kesenjangan tersebut sering terkait dengan perlunya validasi atau evaluasi klaim tertentu. Misalkan, suatu obat sudah disetujui dan aman digunakan oleh anak-anak, namun belum ada data penelitian yang membuktikan bagaimana dosis atau efek obat tersebut bekerja pada tubuh anak-anak

  1. Theoretical Gap (Kesenjangan Teoritis)

Kesenjangan teoritis adalah jenis kesenjangan penelitian yang berfokus pada kekurangan atau kelemahan pada kerangka teori yang digunakan dalam literatur untuk menjelaskan suatu fenomena (Miles, 2017). Kesenjangan ini terjadi ketika teori belum dapat menjelaskan atau mendukung suatu studi, adanya pertentangan/ketidaksepakatan antara dua atau lebih teori yang menjelaskan topik yang sama, atau perlunya pengembangan teori (pengujian ulang atau modifikasi). Kesenjangan tersebut menjadi peluang untuk menciptakan, memodifikasi, atau membandingkan teori guna meningkatkan pemahaman konseptual terhadap suatu isu.

  1. Population Gap (Kesenjangan Populasi)

Kesenjangan Populasi (Population Gap) terjadi ketika fokus atau subjek penelitian suatu topik tidak mewakili seluruh populasi yang bersangkutan, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi. Misalnya, Teori Burnout (Keletihan Kerja) telah banyak dikembangkan dan diuji pada guru sekolah di negara-negara Eropa dan Amerika Utara, sedangkan guru di negara-negara Asia Tenggara dengan sistem pendidikan dan tekanan budaya kerja yang sangat berbeda tidak diperhatikan. Hal ini memunculkan celah research teori burnout pada populasi guru di Asia Tenggara untuk melihat apakah teori tersebut masih valid atau perlu disesuaikan dengan konteks budaya lokal.

Nah, itu dia sobat FKIST, ulasan singkat mengenai The Seven Research Gaps yang penting untuk dipahami sebagai panduan dalam merancang penelitian yang orisinal dan berdampak. Sudah lebih paham, kan? Semoga informasi ini bermanfaat untuk memperkuat landasan penelitian teman-teman dan membuka peluang kontribusi baru dalam dunia research. Teruslah eksplorasi dan jangan ragu untuk menemukan celah-celah penelitian yang menantang!

(Adu & Miles, 2017; Luhgiatno et al., 2024; Riyad Bin Islam, 2024)

Referensi:

Adu, P., & Miles, D. A. (2017). Understanding the Seven Types of Research Gaps. In Dissertation Research Methods (pp. 74–84). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781003268154-5

Luhgiatno, Kumala, D., Wardhana, A., Prasetya, P., Lukiastuti, F., Lustono, Yulianti, M. L., Djou, L. G., Susanti, A., Sriharyati, S., Susila, M. R., Ginting, M. L., Irdhayanti, E., Bilgies, A. F., & Hardiwinoto. (2024). Metode Penelitian Manajemen. Eureka Media Aksara. https://www.researchgate.net/publication/379957331

Riyad Bin Islam. (2024). Strategic Methods for Emerging Scholars: Identifying Research Gaps to Enhance Scholarly Work. World Journal of Advanced Research and Reviews, 23(3), 679–683. https://doi.org/10.30574/wjarr.2024.23.3.2711

Kolom Terkait

Kolom Terpopuler